Pemerintah kita telah mengeluarkan kebijakan akan menarik subsidi BBM yang artinya akan ada kenaikan BBM atau Bensin Per tanggal 1 April 2012. Pemerintah rencananya akan menaikkan harga BBM Bensin dari Rp. 4.500 per-liter (harga saat ini) menjadi Rp. 6.000 per tanggal 1 April 2012.
Alasan pemerintah ini ini mencabut subsidi BBM atau menaikkan harga bensin adalah akan mengalihkan subsidi BBM ke program-program pro rakyat lainnya, misalnya program pendidikan dasar dan program BLT atau bantuan langsung Tunai Sementara ke rakyat yang berada pada golongan pra-sejahtera dan program Raskin (beras Miskin).
Kenaikan BBM ini sudah mendapat reaksi dari berbagai element masyarakat, terutama mereka yang menolak kenaikan BBM. Adalah lagu lama, jika akan terjadi kenaikan BBM, maka element mahasiswa akan deo turun kejalan bakar ban dan kadang memboikot jalan Raya. Rencana kenaikan BBM per 1 April 2012 ini pun mendapat reaksi dari berbagai element di NKRI yang merupakan salah satu Negara yang memproduksi minyak, mahasiswa sudah ada yang mulai turun kejalan, politikus-politikus sudah banyak yang mengeluarkan statement penolakan kenaikan harga BBM (entah politikus ini memang pro rakyat, atau hanya cari sensasi/popularitas untuk dijadikan amunisi pada tahun 2014 nanti ??? entahlah).
Berikut ini beberapa potret reaksi rakyat:
Aksi menentang kenaikan harga BBM ini membuat keadaan lalu lintas dari jalan raya MH. Thamrin sempat tertutup.
Aksi pemblokiran jalan tol oleh buruh
Demonstran yang diperkirakan berjumlah sekitar 8.000 orang itu akan tersebar di beberapa titik. Lokasi-lokasi utama yang menjadi sasaran pendemo antara lain Gedung DPR/MPR, Bundaran Hotel Indonesia, sampai Istana Negara.
Massa memadati Bundaran Hotel Indonesia (HI)
Aksi unjuk rasa kenaikan harga BBM ini juga disikapi oleh Pemerintah dengan menerjunkan 22 ribu polisi untuk mengamankan demonstrasi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di Jakarta, Selasa, 27 Maret 2012. Seluruh kekuatan Polri dikerahkan bila jumlah personel dianggap kurang.
Jember - Sebanyak 800 personel gabungan dari Polri, TNI, dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) akan mengamankan demonstrasi besar-besaran menolak rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Selasa (27/3)
Tidak hanya itu, Tentara Nasional Indonesia juga dipaksa keluar barak untuk ikut mengawasi jalannya unjuk rasa kenaikan BBM kali ini dengan berada di dalam pagar untuk mengamankan Istana Negara.
Anggota TNI mengikuti apel di Kawasan Monas, Jakarta, Senin (26/3/12). Sekitar 8.000 personil TNI dikerahkan untuk membantu Polri dalam menangani pengamanan demonstrasi penolakan BBM di Jakarta pada Selasa (27/3/12).
Tak elak aski unjuk rasa kenaikan BBM ini berakhir dengan bentrok. aksi unjuk rasa yang berlangsung pada Hari Selasa, 27 Maret 2012 kali ini tidak hanya terjadi di DKI Jakarta saja, akan tetapi hampir di seluruh kota besar di Indonesia.
Puluhan massa yang tergabung dalam Ikatan Remaja Masjid melakukan aksi tolak kenaikan BBM di Malioboro Yogyakarta
Demo menolak kenaikan harga BBM marak terjadi di berbagai tempat. Selasa (27/3) pagi, sejumlah mahasiswa berunjuk rasa di depan kantor Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.(JIBI/Harian Jogja/Holy Kartika N.S)
Dalam aksi tersebut, tampak salah satu Pimpinan DPRD, Abdul Wakhid dan Anggota Komisi D, Mugi Waluyo.
Kantor DPRD Kabupaten Madiun pada Selasa (27/3/2012) lebih mirip sebagi panggung dangdut jika dibandingkan kantor wakil rakyat. Pasalnya, massa demo PDI-P justru disambut dengan goyangan dangdut.
Aksi demonstrasi menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di depan Stasiun Gambir, Jakarta, Selasa, 27 Maret 2012, berlangsung ricuh.
Polisi menyatakan bentrok di Gambir terjadi karena mahasiswa terlebih dulu melakukan provakasi.
Aliansi mahasiswa menolak kenaikan BBM berakhir bentrok dengan aparat di Kawasan Stasiun Gambir, Jakarta, Selasa (27/3). Beberapa aktivis mahasiswa tertangkap dan terluka dalam insiden tersebut.
Koalisi Nasional Mahasiswa Indonesia (Konami) dan polisi terlibat bentrok di depan Stasiun Gambir. Tembakan gas air mata polisi dibalas bom molotov oleh mahasiswa, Selasa (27/3).
Bentrok antara mahasiswa dan polisi tak terhindarkan di Jalan Medan Merdeka Timur sekitar Stasiun Kereta Api Gambir, Jakarta Pusat.
Aksi berbagai aliansi mahasiswa menolak kenaikan BBM berakhir bentrok dengan aparat di Kawasan Stasiun Gambir, Jakarta, Selasa (27/3). Beberapa aktivis mahasiswa tertangkap dan terluka dalam insiden tersebut. FOTO ANTARA/Dhoni Setiawan/ss/nz/12
Yang jelasnya pemerintah pastinya punya alasan tepat dan memang harga BBM harus naik atau subsidi BBM mesti dicabut demi suksesnya sebuah program yang lebih pro terhadap rakyat banyak tentunya. Meskipun kita akui akibat dari naiknya BBM ini akan berimbas kepada naiknya harga-harga kebutuhan pokok, tapi sekali lagi, alasan kenaikan BBm ini pasti untuk rakyat atau kesejahteraan rakyat, bukan kesejahteraan golongan atau keluarga.
Jadi kepada semua element masyarakat Indonesia, terimalah kebijakan pemerintah kita, siapapun yang itu, Karena logikanya Presiden itu punya hati, punya naluri, tidak akan mungkin menjerumuskan rakyatnya ke dalam penderitaan, apalagi presiden itu punya mentri yang pintar-pintar, punya banyak stap ahli, dan prosedurnya khan, setiap akan mengeluarkan kebijakan termasuk kebijakan kenaikan harga BBM, pasti kebijakan itu dikeluarkan kalau memang kebijakan itu lebih banyak manfaatnya daripada mudharatnya. Dan yakin dan percaya kebijakan kenaikan BBM ini sudah di survey, diteliti efeknya oleh banyak pakar, dan Presiden pasti mengetahui bahwa efeknya akan berdampak positif kepada seluruh rakyat Indonesia.